GuidePedia

0
Bertemu Dengan Pejabat Bank Islam Malaysia (BIM) di Kuala Lumpur

Bank Islam. Pada tahun 1996, saya mendapat kesempatan untuk mengadakan perjalanan ke beberapa negara ASEAN, yaitu negara Singapura, Thailand dan Malaysia. Saat itu usia saya baru 19 tahun, usia dengan tingkat pemahaman dan tingkat pendidikan yang bisa dikatakan belum matang untuk mengerti bisnis dan problematikanya secara integral. Namun perjalanan itu, memberikan kesan yang sangat mendalam, terutama ketika bertemu Deputi Bank Islam Malasyia (BIM), di Kuala Lumpur. Deputi ini memaparkan sejarah berdirinya BIM, yang didirikan diatas keraguan dan keresahan pejabat, tokoh, ummat Islam, bahkan keraguan ulama terhadap prospek bisnisnya dan keakurasian konsep syariahnya. Namun dengan keyakinan bulat terhadap pertolongan Allah dan keterbatasan modal dan SDM, maka diresmikanlah BIM. Dalam tiga tahun beroperasi, ternyata lunturlah keraguan ummat terhadap konsep syariah, BIM mendapat keajaiban yang sangat fantastic, ia menjadi Bank tercepat perkembangannya, terbanyak nasabahnya, tertinggi assetnya, dan tercepat mendapat labanya serta paling sehat cashflownya, dibandingkan dengan bank-bank convensional yang sekelas.

Bank Islam. Pertemuan demi pertemuan dengan beberapa tokoh, ulama, pejabat di negri jiran itu, membawa saya kepada kesimpulan bahwa tidak ada alasan bagi kita untuk jauh dari ajaran Islam yang begitu indah, sempurna dan memberikan kedamaian, keuntungan dan kemaslahatan yang besar terhadap manusia. Yang mampu menjadi solusi real terhadap semua permasalahan bangsa ini. Baik untuk kepentingan di dunia atau keuntungan diakhirat. Tapi kenapa masih ada yang ragu?

Bank Islam. Menurut anda, apa yang mampu menjadi solusi atas problematika ekonomi bangsa Indonesia saat ini, yang terasa begitu rumit, sulit, berbelit dan sudah hampir mendekati pailit? Menurut saya, problematika yang kita rasakan, sepertinya tidak bisa diselesaikan hanya dengan cara dan kerja yang biasa. Bukan hanya karena permasalahannya sangat banyak, kompleks dan rumit, namun keterpurukannya sudah mencapai klimaks. Kebobrokan bukan hanya pada tataran ketidak jelasan pada economic system, market concept, produce concept, controlling dan targetting yang selalu membutuhkan revisi dan inovasi baru serta biaya baru, tapi kelemahannya sudah sampai menyentuh kepada krisis keyakinan (iman), motivasi, attitude, integritas dan mobilitas pada manusianya. Padahal dimensi ini menjadi ruh dan motor penggerak dalam kelangsungan sebuah bisnis yang sehat, manfaat, bermaslahat dan bermartabat.

Bank Islam. Tentunya, me-recovery keterpurukan seperti ini, diperlukan sesuatu yang dahsyat dan sangat luar biasa, sesuatu yang mampu menghadirkan keajaiban dan bisa merevolusi total semua dimensi. Tidak cukup hanya dengan menggunakan teori Blue Ocean Startegy dari W.Chan Kim, The Secret dari Rhonda Byrne, The Turtle Becomes a CEO oleh David Noonan, The Art of The Deal oleh Donald J.Trump, toeri recovery The Seven Habbit, Dragon Spirit dari Ron Robin, teori Grand SLIM dari Brian Tracy atau teori-teori manusia lainnya yang dianggap paling heboh oleh sebagian orang. Sesungguhnya, saat ini kita memerlukan kekuatan dahsyat yang sangat istimewa dan pasti manjur. Yaitu teori “kun fayakun”, jika Dia Berkehendak, maka Jadilah!

Bank Islam. Sesungguhnya, membangun kerajaan bisnis dengan konsep Barat dan beraliansi niaga (strategic alliance) dengan produk manusia adalah penuh dengan ketidak pastian. Baik itu, ketidak pastian dalam sistem, ketidak pastian dalam proses, ketidak pastian dalam tujuan. Sehingga menimbulkan ketidak pastian mendapat keadilan, tidak pasti dalam kejujuran, tidak pasti dalam keuntungan (revenue and profit sharing), tidak pasti dalam hakekat tujuan (Celestial management Oriented). Tetapi tetap saja bisnis yang berorientasikan kepada keuntungan dunia ini, menjadi primadona dan pilihan yang tiada tergoyahkan, dibanding dengan kecenderungan mereka untuk berbisnis dengan Tuhan.

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya.Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”.(QS. Hadid (57):20).
Bank Islam. Ahli ekonomi Barat, sejak awal tahun 1940-an, pelaku ekonomi, telah menyadari indikasi kegagalan idiolagi kapitalisme dan sosialisme, dalam menyelesaikan problematika ekonomi dunia. Adalah Joseph Schumpeter dengan bukunya Capitalism, Socialism and Democracy menyatakan bahwa teori ekonomi modern telah memasuki masa-masa krisis. Pandangan yang sama dikemukakan juga oleh ekonom generasi 1950-an dan 60-an, seperti Daniel Bell dan Irving Kristol dalam buku The Crisis in Economic Theory. Demikian pula Gunnar Myrdal dalam buku Institusional Economics, Journal of Economic Issues, juga Hla Mynt, dalam buku Economic Theory and the Underdeveloped Countries serta Mahbubul Haq dalam buku The Poverty Curtain: Choices for the Third World.

Bank Islam. Hampir seluruh pakar ekonomi Barat, memiliki nada yang sama dalam memberikan testimoni akan kebobrokan dan potensi kehancuran kedua idiologi ini, baik idiologi kapitalis atausoisalis. Yang mau tidak mau mereka harus mencari idiologi alternatif untuk menggantikannya secara cermat, tepat dan lebih hati-hati. Idiologi yang mampu menyelesaikan problematikan ekonomi dunia yang carut marut. Economic system yang dipastikan saling menguntungkan dan saling memberikan ketentraman serta tingkat trust yang tinggi kepada semua pihak. Economic consept yang berorientasikan kepada sektor real, kerakyatan, pemberdayaan dan berketuhanan. Ekonomic Idiologis yang menjamin kepastian akan proses yang halal, berlandaskan keadilan, kejujuran, kompetensi, transparasi, revenue, profit sharing (kompensasi), celestial management Oriented. Idiolagi yang dicari itu, pastilah Ekonomi Islam yang bersumber kepada tauhid dan syariat agama Allah.

Bank Islam. Maka bagi siapapun, yang mendambakan solusi yang jitu, bisnis yang pasti adil, jujur dan menguntungkan. Maka berbisnis di dunia ini dengan sistem syari’ah. Dan semua keistimewan berbisnis ditentukan seberapa jauh anda berbisnis dengan Tuhan. Ia adalah pilihan tepat dan jalan lurus menuju apa yang diharapkan selama ini. Maka segeralah untuk memulai memahaminya dan mengaplikasikannya secara utuh. Semoga ia mampu menghadirkan keajaiban yang anda dambakan dan mampu mendongkrak semangat kebangkitan dan perubahan untuk hidup yang lebih baik, mulia, sukses dan bermakna, baik untuk diri, keluarga, masyarakat, ummat, bangsa dan dunia ini. “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah (rizki) dari langit dan bumi.” (QS. Al- A’raf : 96 ).

Produk Melilea Organik Cepat Laku
Dan Produk Organik Paling Dicari banyak Orang

bisnis organik
Resensi buku Islam

Hubungi Konsultan kesehatan dan Presenter Representatif kami Fadlan Khaliq di 081381168531 – 021-70553166 www.ayi-ibet.blogspot.com

Posting Komentar

 
Top