GuidePedia

0
Jurus Jitu : Agar Dia Jatuh Cinta

Hidup Untuk Mengabdi Kepada Tuhan Dan Bangsa

Menurut anda, apa yang ingin anda lakukan andaikata kesuksesan sudah ditangan anda, kondisi financial sudah sangat mapan, jabatan tinggi, kedudukan dimasyarakat terhormat, dll? Apa anda ingin membeli pulau, keliling dunia, mempersiapkan perusahaan baru untuk tujuh keturunan, atau anda akan mendedikasikan sebagian besar waktu anda untuk membantu orang yang sedang dalam kesulitan?

Inti dari jawaban anda tergantung sejauh mana anda memahami dan memiliki integritas, “the secret of living is giving” rahasia kehidupan adalah memberi sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW : “Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Maka Kontribusi sosial menjadi ukuran dari lurusnya komitmen dan integritas individual anda. Rasulullah SAW bersabda : Tangan yang di atas lebih mulia daripada tangan yang di bawah (HR. Muslim).

Integritas adalah nilai (value) dari kehidupan manusia sesungguhnya, tanpa integritas kesuksesan hanyalah fatamorgana kebuasan pribadi yang tidak bernilai bagi lingkungan dan kemanusiaan. Syaikh hasan Al-Banna mengatakan bahwa revolusi kekhalifahan yang sebenarnya itu dimulai dari terbangunnya integritas dan kontribusi yang dimulai oleh dirimu, keluargamu, desamu, kotamu, dan negaramu serta akan memancar kebaikannya kesegala penjuru dunia.

“Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarah (atom), nescaya dia akan menerima balasannya dan barang siapa mengerjakan keburukan seberat zarah, nescaya dia akan menerima balasannya” (QS. Al-Zalzalah 99:7-8).

"Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat." (QS. Al-Baqorah (2):265)

"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. Al-Baqorah (2):262)

Menghargai Diri Sendiri, Anda Akan Dihargai Orang Lain

Perhatikanlah sikap, ucapan dan penampilanmu. Hanya setelah anda bisa menghargai diri sendiri, anda akan bisa menghargai orang lain. Dan ketika anda menghargai orang lain, merekapun akan menghargaimu. Ketika anda berpakain rapih, wajah berseri, santun dan tepat waktu, maka orang lainpun akan menghargai anda.

Bersikaplah tegas dalam membela hak-hak Anda. Jangan takut pada penolakkan dan jangan alergi pada perbedaan. Janga berusaha untuk menyenagkan semua orang apalagi dengan mengorbankanharga diri Anda. Jangan merasa terganggu oleh sikap pro atau kontra selama Anda berdiri pada prinsip yang benar.

Berani Untuk Jujur.

Integritas akan menjadikan seseorang mampu melakukan tiga hal pokok rahasia kebaikan. Pertama ia akan bisa menunjukkan kejujuran dan berani berbicara sesuai kenyataan. Kedua ia mampu menepati janji atau melakukan apa yang dijanjikan dan tidak membocorkan rahasia dan ketiga, ia akan bertindak konsisten dalam arti menyatukan kata dengan perbuatan.

Allah berfirman “Perumpamaan orang yang memberi di jalan Allah, adalah seumpama sebuah biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai berisi seratus biji, dan Allah melipatgandakan bagi siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas [ kurnia-Nya ] lagi Maha Mengetahui. (QS. Ar-Rahman 55:60-61)

Siapapun diantara manusia yang pernah mencoba berbohong atau pernah ingkar janji atau pernah mengkhianati kepercayaan orang lain, sesungguhnya sudah dikatagorikan sebagai bagian dari orang munafik. Sebagimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW : ”Ada tiga ciri orang munafik adalah: apabila ia berbicara, ia bohong; apabila ia berjanji, ia ingkar; dan apabila ia diberi kepercayaan [amanah], ia berkhianat”.

"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqorah (2):263-264)"

Mengendalikan Emosi.

Jadilah pemenang atas diri sendiri, maka anda akan lebih mudah menjadi pemenang dalam lingkup yang lebih luas. Sebagai contoh, jujurlah pada diri sendiri, kendalikan emosi, bersikaplah tenang dan berdisiplin diri.

Belajarlah untuk melihat perasaan secara proposional. Hindari kebiasaan membesar-besarkan masalah kecil . Jangan biarkan diri Anda dipusingkan dengan urusan-urusan sepele. Don’t sweat the small stuff. Belajarlah untuk membuat orang lain merasabangga dengan dirinya Hanya orang yang berjiwa besar yang dapat membantu orang lain menjadi lebih percaya diri.

Hadits diriwayatkan olehThirmidzi “Orang jenius adalah yang mampu mengendalikan hawa nafsunya dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan masa setelah kematian (orientasi ke depan). Sementara orang bodoh adalah yang selalu mengikuti hawa nafsunya dengan berangan-angan atas pemberian Allah “. (Sumber Islah :77 Tahun IV,1997 ,p.8)

Berani Mengalah Untuk Menang.

Seorang pemenang tidak akan ngotot memenangkan perdebatan dan pertengkaran. Hanya orang berjiwa pengecut yang ingin memuaskan harga dirinya dengan kemenangan yang semu.

Selesaikanlah setiap konflik dengan win-win solution, solusi menang-menag, Masalah terselesaikan tanpa ada pihak yang merasa dikalahkan oleh orang lain. Hanya orang yang berjiwa kecil yang selalu ingin menag sendiri.

Berani Mengakui Kesalahan.

Beranilah mengakui kesalahan yang Anda perbuat. Hanya orang yang berjiwa kerdil yang suka menyembunyikan kesalahannya dan suka mencari kambing hitam. Beranilah mengakui kelemahan, dan keterbatasan Anda. Semuanya itu tidak mencerminkan sikap yang rendah diri, tapi justru menunjukkan sikap yang sportif.

Hargailah Pendapat Orang Lain.

Biasakanlah untuk menghargai pendapat dan keyakinan orang lain meskipun berbeda dengan pendapat dan keyakinan Anda. Picik sekali orang yang menganggap dirinya sudah memborong semua kebenaran. Dan Terimalah setiap kritik dengan lapang dada. Bukan kelemahan dan penjelasan panjang lebar. Buka dengan kemarahan dan penjelasan panjang lebar. Bagaimanapun bentuknya sebetulnya kritik merupakan pemberian yang sangat berharga bagi perkembangan diri anda.

Berani Untuk Berubah.

Kemenangan seseoarng ditandai dengan perubahan-perubahan kearah yang lebih baik, lebih menyenangkan dan lebih membahadiakan. Jangan mengharapkan situasi atau orang lain yang akan mengubah hidupmu. Anda sendiri yang bertanggung jawab memperbaiki kualitas hidupmu. John F. Kennedy mengatakan: "Perubahan adalah hukum kehidupan. Dan orang yang hanya melihat ke masa lalu atau masa sekarang pasti akan melewatkan masa depan."

Biasakan Klarifikasi, Anda Tidak Akan Pernah Menyesal

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. (QS. Al-Hujuroot (49):6-7)

Jangan Pernah Mencela, Jika Anda Ingin Bertambah Mulia

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Hujuroot (49):11)

Berkorbanlah Untuk Allah

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (QS. Al-Hujuroot (49):15)

Jangan Keraskan Suara

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari." (QS. Al-Hujuroot (49):2)

Banyak Bertasbeh

Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. As-Shoof (61) :1).

Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS AL JUMU'AH (62);1)


Jangan Pernah Berdusta

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim. (QS. As-Shoof (61) :7). Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya. (QS. As-Shoof (61) :8).

Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (QS. Al-Jum’ah (62) : 5). Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah." Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-Munafiquun (63):1-2)

Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran). (QS. Al-Munafiquun (63):3)

Berdusta Kepada Allah, Berarti Anda Berdusta Pada Diri Sendiri!

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. (QS. Al-Baqorooh (2): 9-13).

Jangan Lari Dari Kematian

“Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Al-Jum’ah (62) : 8).

Jadilah Penolong

“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang”.(QS. As-Shoof (61) :14).

Tiga Ciri Kemunafikan, Begitu Operasional Dan Teknis.

Sedemikian teknisnya ciri orang munafik di atas, maka setiap orang langsung dapat mengidentifikasi dirinya apakah ia pernah munafik, kadang-kadang munafik, sering munafik, atau selalu munafik. Ibarat warna, putih seratus persen dapat dianggap simbol orang yang bersih dari munafik, abu-abu untuk yang pernah berbohong, kehitam-hitaman untuk yang sering berbohong dan hitam legam untuk yang selalu berbohong.

Integritas Adalah Musuh Besar Kemunafikan.

Seseorang tudak akan mampu membangun integritas sambil mempertahankan kemunafikan, seperti kita memilih arah angin, apakah menuju timur atau memilih ke barat, tidak akan pernah dapat bersatu dalam waktu yang sama. Tidaklah sulit kita memahami bahwa integritas adalah salah satu karakter terpuji, sementara munafik adalah karakter tercela, yang sulit adalah mendemonstrasikan karaker terpuji secara konsisten dalam seluruh aspek kehidupan.

Pemenang sejati selalu memiliki integritas dalam hidupnya, sekalipun dimulai dengan melakukan hal-hal yang dianggap kecil, tetapi ia kerjakan secara ikhlas dan rutin. Sukses akhirat sangat membutuhkan keikhlasan, sedangkan sukses dunia sangat membutuhkan keteraturan. Konsekwensi mewujudkan keyakinan dan kesuksesan adalah pengorbanan dan rasa sakit.

Untuk mewujudkan impian kita sangat membutuhkan integritas diri, dan dalam meraihnya kita harus berusaha untuk mewujudkan janji. Janji adalah hutang yang harus dibayar, bahkan janji harus dipenuhi oleh ahli waris. Integritas adalah bersatunya antara keyakinan, ucapan-janji dan tindakan. Komitmen untuk selalu dalam posisi integritas hingga kematian menjemputnya.

Rasulullah SAW pernah di uji integritasnya oleh kaum Quraisyi, dengan bujuk rayu agar tidak komitmen dengan da’wah Islami, beliau digoda dengan godaan dunia: Harta, tahta, jabatan, kekuasaan, wanita. Mereka melobi Rasulullah lewat pamannya Abu Tholib :”Jika Muhammad ingin harta, kita buat ia paling banyak harta, jika ia ingin kehormatan, kita jadikan ia sebagai petinggi kita, jika ingin kerajaan akan kami jadikan sebagai raja kami, jika ingin kekuasaan kami berikan kunci Ka’bah.

Kemudian Abu Tholib berkata kepda Rasulullah SAW : “Sekarang kamu telah dengar apa yang dikatakan Quraisy, wahai keponakanku Muhammad. Aku sarankan tetaplah padaku dan pada dirimu, tapi jangan kau bawa aku pada suatu yang tidak dapat aku kerjakan. Alangkah besar jiwamu Muhammad, dunia menantangmu tetapi tak kau pedulikan, dan engkau berkomitmen dan berkata : Hai Pamanku. Demi Allah, walau matahari berada di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan urusan da’wah ini, maka tak akan aku tinggalkan hingga Allah memperlihatkan atau menghancurkannya. Inilah komitmen Rasulluah hingga akhir pekerjaan, Komitmen hingga akhir tujuan dan Komitmen hingga kematian."

Seseorang mengeluh ke Rasulullah: "Wahai Rasul, harta saya hilang dan badan saya sakit." Jawab beliau: "Kebaikan (keberuntungan) itu tidak terdapat pada orang yang hartanya tidak hilang dan badannya tidak sakit. Karena sesungguhnya, jika Allah memang mencintai seorang hamba Allah menurunkan cobaan padanya lantas membekalinya kesabaran."

Allah menjanjikan mereka yang konsisten mengikuti jalan yang benar akan mendapatkan hidup yang bahagia. Allah berfirman yang artinya : ”Dan bahwasanya : jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak)”. (QS. Al-Jinnn (72) :16).

(Bersambung….)

Buku Laris, Kisah Nyata. Panduan Kaya Dunia Akhirat,Mau?
Indahnya Berbisnis dengan Tuhan (Allah SWT)







Menurut saya buku ini sangat inspiratif dan penuh nilai positif. Mendorong kita semua untuk selalu berbisnis dengan yang Maha Kaya Raya. Bisnis yang akan selalu untung dan tidak akan pernah rugi.

DR.H.M.Hidayat Nur Wahid,MA
Ketua MPR RI



Berbisnislah dengan Tuhan, Niscaya Anda tidak akan pernah rugi. Bacalah buku ini sebagai petunjuknya (Valentino Dinsi,MM,MBA)

Pesan Buku disini,Mau?
Sekarang Discount!






<
Saudaraku Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Dialah pencipta segala KEAJAIBAN. Maka jangan batasi keimanan Anda akan kasih sayang, dan kemurahan rezeki-Nya. Saatnya kita menjemputnya dengan CARA yang benar. Bisa!


Bahagia, Kaya Dunia Akhirat, Mau? Ingin Tahu Caranya? Klik disini ajah!

GRATIS :
Panduan Untung Dagang & Usaha klik disini,Mau?

Panduan Lengkap Menghasilkan Banyak Uang dari Internet.Klik disini Ajah!:

Posting Komentar

 
Top