GuidePedia

0

Mungkin terlintas pertanyaan Anda, “Mengapa penulis harus memilih judul Indahnya Berbisnis Dengan Tuhan?”. Pembaca yang budiman,... judul ini dipilih bukan hanya The unique of selling proposition, prospektus khas Tuhan yang terasa sangat dahsyat dan menentramkan jiwa. Namun judul ini mengekspresikan keyakinan penuh, bahwa tidak ada bisnis di dunia ini yang sudah ada garansi 100% pasti untung dan mampu menjauhkan pelakunya dari kebangkrutan dan siksaan yang sangat pedih kecuali berbisnis dengan Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Kaya Raya. Bisnis bersama Dzat yang mampu menghadirkan semua Kekayaan, Keajaiban, Keindahan, Kenikmatan dan Keberkahan tanpa batas.

“Supaya Allah memberikan Balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. dan Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.”
(QS. An-Nur (24):38)

Mengapa Judulnya Tuhan...bukan Allah? Tuhan yang dimaksud dalam buku ini adalah Allah SWT. Tuhan yang Maha Esa, Maha Adil dan Maha Kaya Raya. Tuhan semua makhluk di alam semesta ini. Tuhan yang mampu menghidupkan dan mematikan. Tuhan yang memiliki surga dan neraka. Tuhan yang memberikan rezeki setiap saat kepada siapapun yang dihendaki-Nya. Tuhan yang sampai saat ini masih memberikan kesempatan nafas kepada Anda. Tuhan yang senantiasa kita sebut dalam munajat cinta (do’a sapu jagat). “Robbana Aatinaa fiddunya hasanah, wafil akhiroti hasanah waqina adzabannar” Wahai Tuhan kami... berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Jauhkanlah kami dari jeratan api neraka.

Apa bedanya dengan bisnis umum? Berbisnis dengan Tuhan adalah the special business word. Transaksi bisnis yang sangat indah dan istimewa. Baik istimewa produknya, promosinya, tujuannya, proses barternya, sarananya, MOU-nya, servisnya dan profitnya.

Dalam beberapa referensi, saya menemukan beberapa arti dari makna bisnis. Anoraga (1996) mengartikan bahwa bisnis memiliki makna dasar sebagai ‘’The buying and selling of goods and service”. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, bisnis diartikan sebagai usaha dagang, usaha komersial di dunia perdagangan.

Pakar bisnis, Skinner (1992), mendefinisikan bisnis sebagai pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat antara satu dengan yang lain. Sementara Attner (1994) mengatakan, bisnis adalah suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh keuntungan.

Allah SWT telah menjelaskan dengan sangat jelas, tentang perintah dan cara bermu’amalah ini. Ayat-ayat Al-Qur’an ini menjadi rujukan kita dalam Fiqh Mu’amalah (fiqh berniaga).

”Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan jemputlah karunia Allah (berbisnis) dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung. Dan apabila mereka melihat bisnis (perniagaan) atau permainan yang menggiurkan, mereka bubar (lupa dengan Shalat) dan sibuk dengan dagangannya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki”.
(QS. Al-Jumu’ah (62):10-11).

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu berbisnis (saling memakan harta) sesama kamu dengan jalan yang bathil (curang), kecuali dengan jalan berbisnis (perniagaan) suka sama-suka (ridho sama ridho) di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh (menyakiti) dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.
(QS. An-Nisaa (4): 29).

Islam, sejak diturunkan oleh Allah SWT sudah menetapkan panduan berbisnis yang halal dan thoyyib (baik). Dengannya dapat membentuk spiritual entrepeneur yang melibatkan kesertaan penuh Sang Maha Pencipta dan Maha Pemberi dalam setiap aktivitas bisnisnya. Menjadikan pakem halal dan haram diposisi nomor wahid (satu). Keberanian menjadikan Tuhan sebagai accounting. Mengaplikasikan cara-cara elegan dalam format spiritual sebagai fondasi manajmen usahanya.

“Orang-orang yang makan mengambil riba (bunga) tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (QS. Al-Baqarah (2) :275).

Berbisnis dengan Tuhan adalah bisnis yang selalu berpijak dari Tuhan, bersama Tuhan dan diorientasikan untuk Tuhan. Upaya menjadikan shalat, pengorbanan, ibadah, mu’amalah, hidup, dan mati hanya untuk Allah. Sejatinya, konsep berbisnis dengan Tuhan, sudah diumumkan Allah sejak turunnya kitab suci kepada para Nabi dan Rasul, Bisnis sebagai bentuk pengabdian penuh kepada-Nya.

“Katakanlah, sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk allah, rabb semesta alam
(QS. Al- An’am (6): 162)

Apa profit bagi pelaku bisnisnya? Prospektus bisnis luar biasa ini sudah dipatenkan oleh Allah SWT dalam surat Ash-Shaff (61) ayat 10-13. Allah dengan tegas telah mewajibkan setiap orang yang beriman untuk berbisnis dengan-Nya. Jika tidak, maka Allah mengancam manusia dengan azab yang sangat pedih. Sebaliknya, bagi siapapun yang mampu melakukan bisnis itu dengan tepat, maka Allah tak segan-segan akan memberikan ampunan, surga, istana, dan kemenangan yang dekat.

”Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu bisnis (perniagaan) yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah (surga) yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman”. (QS.Ash-Shaf (61) : 10-13).


Bisnis ini memberikan kekuatan sangat dahsyat, yang akan mampu mendongkrak dan merevolusi kondisi kehidupan manusia. Pelaku bisnisnya akan rela berkorban apa saja, bahkan jiwa dan raganya untuk Tuhan. Mereka akan mendapatkan garansi dari Allah SWT, The Owner dari segala kekayaan. Dia akan memberkahi hidup pelakunya, diuntungkan dalam berbisnisnya, dimenangkan dalam perjuangannya, diampuni dosanya, dan dimasukkan ke dalam surga-Nya.

“Dan di antara manusia ada orang yang berbisnis dengan Tuhan-nya (mengorbankan jiwanya), karena hendak mencari keridhoan Allah, dan sesungguhnya Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”.
(QS. Al-Baqarah (2): 207).

Allah sangat senang mengkaruniakan segala yang terbaik kepada manusia, karena Allah Maha Kaya. Kekuasan-Nya tidak akan pernah berkurang sedikitpun ketika Dia memberikan nikmat apapun dan rezeki sebanyak apapun kepada seluruh makhluk yang ada di jagad raya ini.

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.(QS.Al-Araaf(7):96).


Anda Penjual Produk, Tuhan Pembelinya

Dalam berbisnis dengan Tuhan, manusia diposisikan sebagai penjual produk-produk. Anda menjual produk, kemudian Allah akan melihat, memilih, menimbang, memutuskan dan membarter (membeli) setiap produk yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan-Nya. Jika produk kita berkualitas maka Allah akan lipat gandakan 10 sampai 700 kali lipat bahkan profit yang tidak terbatas. Jika produknya buruk maka Allah akan memberikan balasan yang sama dengan produk yang dijual manusia.

Allah memberikan peluang yang besar kepada seluruh manusia untuk menjadi penjual yang hebat. Maka mulailah kita berbisnis dari sekarang! Mari, Jadikan hidup ini kaya raya dengan cara yang halal dan thoyyib. Perbanyak memberi sesama sebagai amal ibadah, pertinggi intensitas kedekatan kepada-Nya dengan bekerja, berdzikir dan berdo’a. Sebarkan kedamaian Islam. Jadilah kita hamba yang penuh pesona dalam akhlak, ibadah dan mu’amalah! Mulailah dari saat ini, sebelum Ruh berhenti bermukim di dada kita dan sebelum tanah merah menghimpit jasad kita! Karena jika sakaratul maut telah menjemput Ruh, maka terputuslah semua peluang amal kita.

“Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan”.
(QS Ar Ruum (30):40).

Sesungguhnya kekayaan, pertolongan, kemenangan, kesejahteraan, kegembiraan, kesuksesan dan kebahagiaan, merupakan milik Allah. Maka berlarilah kepada Allah. Rayu dan datangi Allah setiap saat. Agar kita terhindar dari fakir harta dan miskin bahagia. Lihatlah bahwa dalam realita keseharian, acapkali kita menyaksikan banyak orang miskin kebahagiaan. Keseharian mereka selalu dipenuhi rasa sedih, pilu, dan keluh kesah yang tiada henti. Diantara mereka, ada kesempitan yang mendalam di balik luas rumahnya. Tamannya yang luas dan indah sepertinya tidak pernah meluaskan hatinya. Ada perasaan sepi di balik tawa riang sahabat-sahabatnya. Ada kepedihan di balik limpahan hartanya. Jabatannya yang tinggi pun hanya menjadi pelarian kesehariannya saja.

“Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain”.
(QS. Al An’aam (6):6)

Maka dekatilah Allah! Karena Dia Yang Maha Tahu segala hal yang layak buat manusia. Mendekatinya, berarti membuka pintu rahmat-Nya dan peluang menjadikan kita kaya dengan sifat-sifat terpuji seperti yang diinginkan-Nya.

“Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka. Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu). Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan. Dan tidak ada suatu ayatpun dari ayat-ayatTuhan sampai kepada mereka, melainkan mereka selalu berpaling dari padanya (mendustakannya. Sesungguhnya mereka telah mendustakan yang haq (Al-Quran) tatkala sampai kepada mereka, maka kelak akan sampai kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan”. (QS. Al-An’aam (6) :1-3)

Ingatlah, kemenangan tidak datang begitu saja kepada seseorang. Manusia harus menjemputnya di setiap kesempatan. Namun, kerasnya usaha manusia dalam mengejar kesuksesan tidak mutlak harus berbalas dengan kemenangan seperti yang mereka inginkan. Hanya manusia tertentu saja yang bisa mencapai kemenangan sejati. Yaitu manusia yang mampu menghadirkan Tuhan di setiap kondisi apapun. Manusia yang hanya memenuhi ruhnya dengan menghadirkan wajah Allah di sanubarinya. Keberadaan Allah yang tak terlihat oleh manusia dijadikannya sebagai bukti kebesaran Allah yang harus disibak, untuk terus didekatinya.

Orang-orang seperti itu akan selalu merasa diawasi Allah, menjadikan Muhammad dan sahabat-sahabatnya yang shalih sebagai model, agar akhlak mereka tetap sesuai dengan kehendak Allah dan sunnah rasul-Nya. Jika manusia, semakin berani untuk berjuang di jalan Allah, maka tunggulah kemenangannya. Baik cepat atau lambat, maka kemenangan dan kekayaan akan menjadi miliknya.

“Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)”. (QS. Ar-Ra’d (13) :26)


Bisnis yang Sangat Menguntungkan Anda

Setiap manusia akan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan sejati. Jika mereka mampu berniaga dengan Allah dengan perniagaan yang indah. Bisnis yang disertai keyakinan dan amal sholeh, yang berlandaskan kepada ‘Hidup dari Allah SWT, hidup bersama Allah dan hidup untuk Allah SWT’.

Menghadirkan keyakinan bahwa hidup Anda berasal dari Allah akan menyebabkan ketenangan jiwa dan ketenteraman hati. Anda akan senantiasa berpikir positif dan mampu menarik energi kebaikan yang ada di alam raya ini. Anda akan selalu berkata positif dan bekerja aktif. Hal inilah yang akan membuka peluang terbukanya gapura karunia dan gerbang rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.

Sementara, keyakinan yang rendah terhadap Allah SWT, akan menimbulkan ketidakpastian, was-was, ragu dan kesesatan yang nyata dalam menjalani kehidupan. Mereka bergantung kepada selain Allah, bukan bergantung kepada pencipta dan Penguasa alam semesta ini. Bagaimana mereka akan diberikan keberkahan dan kebaikan, jika mereka masih meyakini kekuatan dan kekuasaan selain Allah.

Bukankah kita sering berujar dan menyenandungkan “Laa haula walaa quwwata illaa billah” yang berarti bahwa tidak ada kekuatan dan kekuasaan kecuali dari Allah. Kosnsekwensinya kita harus hidup bersama Allah SWT dengan kayakinan teguh bahwa hanya Allah-lah Dzat yang paling berkuasa di kehidupan ini, tak ada kekuatan yang dahsyat yang bisa menandingi dan melebihi kekuatan-Nya. Semuanya pasti binasa dan punah, jika Allah berkehendak menghancurkannya dalam sekejap mata.

Kehidupan bersama Allah, artinya kita meyakini Al-Islam sebagai way of life dan menjalankan kehidupan ini sesuai dengan peta yang diinginkan Allah SWT. Kita sadar bahwa kita telah diproduksi oleh Allah, maka yang tahu kemana dan bagaimana arah kehidupan Anda yang benar dan lurus, adalah Allah SWT.

Kita diingatkan Allah dalam surat al-fatihah untuk selalu berdo’a: “Ihdinashshiraathal mustaqiim, siraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil magduubi ‘alaihim waladhaalliin”. Ya Allah tunjukkanlah kami ke jalan Islam yang lurus, jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan dan jangan pernah aku ditunjukkan kejalan orang Yahudi yang Engkau murkai, mereka yang mengetahui kebenaran, tetapi mereka ingkar dan memeranginya. Ya Allah jangan tunjukkan kami jalan orang-orang yang salah mengabdi dan menyembah-Mu, yang menjadikan sekutu-sekutu selain Engkau. Jauhkanlah hamba-Mu ini dari jalan orang yang meyakini bahwa Engkau memiliki anak, memiliki istri, dan memiliki keterbatasan. Maha Suci Allah dari apa yang diyakini oleh orang yang sudah disesatkan. Karena sesungguhnya Engkau Maha Tunggal dari semua dimensi-Mu.

“Katakanlah ya Muahammad, bahwa Allah itu Maha Tunggal, Tempat bergantung dan hanya bergantung pada diri-Nya. Tidak beranak dan tidak pula diperanakan. Dan tidak ada satupun makhluk yang dapat menyerupai-Nya. (QS. Al-Ikhlas (111): 1-4)

Sesungguhnya, kesuksesan dan kegagalan adalah hal biasa dalam kehidupan. Setiap kesuksesan adalah ujian dan sebuah kegagalan merupakan bumbu kehidupan. Hidup adalah karunia Allah yang sangat istimewa, maka nikmatilah dengan apa yang diinginkan Allah. Semuanya itu pasti indah dan berkah.

Ketahuilah, jika kehidupan Anda ingin terus bertambah istimewa, maka apapun yang Anda harapkan dan Anda perbuat hendaklah berorientasi kepada Allah SWT. Hidup untuk Allah dan untuk meraih cinta dan ridho Allah. Karena sesungguhnya, Anda akan mendapatkan apa yang Anda inginkan, jika Anda selalu mempersembahkan sesuatunya, hanya kepada Dzat Yang Maha Memiliki Segalanya. Semua pilihan ada ditangan Anda. Hidup untuk Allah atau untuk yang lainnya?

Lupa dengan Tuhan,
Berarti Dekat dengan Kehancuran!

Dalam Al-Qur’an, Allah telah merekam kehancuran orang-orang yang lupa dengan Tuhan, sebut saja Karun dengan jutaan ton emas dan ribuan butir mutiaranya. Ia ditenggelamkan oleh Allah SWT bersama harta, kecongkakan, kepelitan, kelalaian dalam mengabdi kepada Allah dan keengganannya berbuat baik kepada sesama manusia.

Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri. (QS. Al Qashash (28):76)

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al Qashash (28):77)

Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). (QS. Al Qashash (28):81)
Raihlah Balasan Terbaik dari Allah SWT!

Indah dan berkahnya hidup untuk orang-orang yang selalu yakin dengan Allah. Inilah piala paling istimewa, yang akan diterima manusia yang istikomah dalam mempersembahkan hidup dan matinya hanya untuk berbisnis dengan Tuhan. Berbisnis yang akan menuntun Anda, memahami hakikat kesuksesan dan kebahagiaan sejati. Yang bisa mengarahkan Anda agar tidak takut dan bersedih. Karena sesuatu yang mesti kita takuti hanyalah Allah.

“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga ‘Adn yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridho terhadap mereka dan merekapun ridho kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya”. (QS.Al-Bayiinah (98) : 8).

Diantara ribuan peluang dan kesempatan, di sana ada kesuksesan, namun dikelilingi dengan kegagalan. Ambil kesempatan dan peluang tersebut, biarkan Anda gagal dalam proses menemukan kesuksesan tersebut. Kerena setiap kegagalan yang Anda buat adalah anak tangga Anda menuju puncak, yaitu sukses. Setiap kegagalan yang Anda temukan, memberikan arah yang jelas menuju sukses.

Dan siapa saja diantara kamu sekalian, tetap taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang shalih, niscaya Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezki yang mulia’.
(QS. Al-Ahzab (33):31).
Bangkitlah! Karena Harapan itu Masih Ada!

Kelahiran kita di muka bumi ini dan pertemuan dengan beragam makhluk Allah, menjadikan perjalanan takdir hidup ini terasa semakin menarik dan semakin unik. Walau kadang tantangan dan rintangan terasa sangat berat. Namun dapat terobati ketika kita tersadarkan kembali bahwa Allah telah banyak memberikan hal yang sangat luar biasa dan sangat dahsyat kepada kita.

Sesungguhnya kita tidak pernah memesan hidup di dunia ini. Kita tidak meminta kesempurnaan fisik, kedahsyatan akal dan istimewanya hati ini. Tetapi Allah telah memberikannya dengan cuma-cuma. Sehingga harusnya kita semakin yakin akan kemurahan dan kasih sayang Allah kepada kita. Jika sesuatu yang tidak diminta saja Allah telah memberikannya apatah lagi yang kita minta dengan sungguh-sungguh. Pasti Tuhan memberikan apapun yang kita minta, baik cepat atau lambat karena Allah Maha Mengabulkan. Maka mintalah sebanyak-banyaknya kepada-Nya.

Alangkah bijaknya jika takdir kelahiran kita ke dunia ini membuat kita semakin yakin bahwa kita sangat layak untuk menjadi orang sukses, bahkan sangat sukses. Kita sangat layak untuk hidup penuh dengan kenikmatan, keajaiban dan kebahagiaan. Kita sangat layak untuk meraih apa yang kita inginkan. Karena Allah sangat senang dengan orang positif dan penuh optimis.

Betapa sangat beruntungnya kita menjadi manusia yang sudah diproduksi Allah dengan formulasi dan positioning yang paling tepat. Kita telah diiklankan gratis oleh Allah kepada seluruh Malaikat dan semua makhluk-Nya dengan brand dan diferensiasi yang paling sempurna. Manusia sudah dipromosikan Allah sebagai khalifah (pemimpin atau penguasa) di bumi. Allah telah menunjukan jalan Taqwa (jalan kebenaran) dan jalan fujur (kesesatan) kepada kita. Allah sudah memberikan Kitab Suci-Nya sebagai peta perjalanan hidup kita. Namun semuanya tergantung pilihan kita. Hendak kemanakah kita membawa takdir ini?

Semoga kita istiqomah dalam memilih jalan taqwa dan tidak termasuk barisan orang yang menempuh jalan fujur (jahat). Betapa sangat meruginya jika kita terseret dengan kehidupan hedonistik, yang sudah lupa dengan kenikmatan Allah, apalagi jika malu dengan ajaran agama bahkan benci dengan syariatnya. Sungguh sangat mengerikan ketika manusia sudah mulai bangga dan loyal kepada ideologi kapitalis, sekuler dan liberal yang diusung oleh gerakan anti agama. Apalagi jika ikut meyakini jargon hidup manusia hedonis “Europe had founded their new God, It’s Science.” (Eropa telah menemukan Tuhan baru, yaitu materi atau ilmu pengetahuan).

Kita menyadari bahwa hidup ini pasti penuh dengan tantangan. Namun tantangan besar dalam hidup ini tidak mungkin terselesaikan dengan hanya berandaikata atau tuntas dengan menyalahkan orang lain. Tapi harus ada generasi robbani yang siap menyerahkan harta, jiwa dan raganya untuk Tuhan dan negaranya. Sama seperti Anda, kondisi ini turut menggugah hati penulis untuk ikut menjadi bagian dari solver & contibutor, bukan komentator atau jadi penambah beban ummat ini. Maka atas izin Allah lahirlah sebuah buku dengan judul Indahnya berbisnis dengan Tuhan. Agar jiwa-jiwa ini semakin tersentuh dan terbangun untuk bersama-sama bangkit, berfikir, bergerak, beramal dan berbisnis dengan Allah yang Maha Kaya dan Maha Bijaksana. Agar kita semua bisa dikumpulkan dalam mihrab cinta dan ridho-Nya. Dan kita semakin yakin dan semakin siap untuk hidup yang lebih baik dan produktif.

Hidup yang tidak menjadi beban orang lain. Tapi hidup yang menjadi solusi dan berkontribusi. Dan menjadikan hidup di dunia ini sebagai ladang untuk menanam amal sholeh, menebar kebaikan, keadilan, kesejahteraan dan kedamaian kepada seluruh manusia. Karena sesungguhnya, kehidupan dunia ini adalah sementara dan kesempatan untuk mempersiapkan bekal untuk meraih kenikmatan di akhirat yang lebih abadi.

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, yaitu kebahagiaan negeri akhirat. Dan janganlah kamu melupakan kebahagiaan dan kenikmatan dunia dan berbuatlah baik kamu dengan orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”.
(QS al-Qashas (28):77).

Hari ini adalah saat tepat untuk menunjukan optimisme dan kontribusi nyata untuk ummat dan bangsa ini. Bukan hanya karena buku ini meluncur bertepatan dengan 10 tahun reformasi dan 100 tahun kebangkitan nasional, akan tetapi lebih dari itu. Kita adalah makhluk pilihan Allah dan kita telah terlahir menjadi pemenang. Alam rahim yang gelap gulita sudah berlalu, perjalanan takdir kehidupan sedang melaju. Cerahnya masa depan sudah menanti. Kita yakin kemuliaan, kesejahteraan dan Kesuksesan sudah siap menyambut kita.

Mari kita Jemput dengan penuh semangat. Segera bersatu, bergerak dan menyelesaikannya, dan kita pastikan jangan sampai ia hanya menunggu. Apapun problematikanya, harapan itu masih ada. Mulai saat ini, mari kita mantapkan tujuan, teguhkan pendirian, bekerjalah dengan keras dan cerdas, ikhlaskan hati, berdo’a, bersabar dan tawakal. Jangan takut, jangan bersedih dan jangan bimbang. Jika kita mau, Dia ridho, kita pasti mampu meraih apa yang kita inginkan.


Jangan Takut dan Jangan Bersedih!

Semua manusia sangat layak dan berhak mendapat apa yang mereka inginkan. Namun kita harus ingat bahwa dalam mewujudkan apapun yang kita inginkan, sesungguhnya dibutuhkan keyakinan, pengorbanan, kesungguhan dan ketekunan. Pada prosesnya kita akan menemukan kenyataan yang tidak mulus, bahkan mungkin akan terasa pahit, membosankan dan melelahkan. Namun apapun tantangan dan problematikanya, maka nikmatilah hidup ini dengan tenang dan senang. Karena Allah tidak akan pernah memberikan beban apapun kepada kita, melebihi kapasitas kemampuan kita. Segera bangkit dan bergerak untuk beramal yang terbaik untuk kehidupan dan masa depan kita.

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”
(QS. Al-Baqarah (2): 286).

Berbisnis dengan Tuhan insya Allah akan menjadikan pribadi yang selalu yakin dan optimis dalam menjemput sukses dunia akhirat. Kekuatannya akan senantiasa setia menemani kita, sampai tiba di terminal keinginan yang kita dambakan. Enjoy the Beauty of Trading With Allah in Your Life! Salam Dahsyat!


Posting Komentar

 
Top