GuidePedia

0

Apa yang Dimaksud The buying and selling of goods and service?

Apa yang dimaksud dengan bisnis secara umum (mu’amalah)? Dalam beberapa referensi, penulis menemukan beberapa arti dari makna bisnis. Anoraga (1996) mengartikan bahwa bisnis memiliki makna dasar sebagai ‘’The buying and selling of goods and service”. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, bisnis diartikan sebagai usaha dagang, usaha komersial di dunia perdagangan.

Pakar bisnis, Skinner (1992), mendefinisikan bisnis sebagai pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat antara satu dengan yang lain. Sementara Attner (1994) mengatakan, bisnis adalah suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh keuntungan.

Allah SWT telah menjelaskan dengan sangat jelas, tentang perintah dan cara bermu’amalah ini. Ayat-ayat Al-Qur’an ini menjadi rujukan kita dalam Fiqh Mu’amalah (fiqh berniaga).

”Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan jemputlah karunia Allah (berbisnis) dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung. Dan apabila mereka melihat bisnis (perniagaan) atau permainan yang menggiurkan, mereka bubar (lupa dengan Shalat) dan sibuk dengan dagangannya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki”.
(QS. Al-Jumu’ah (62):10-11).

Bisnis yang kaitannya hubungan manusia dengan manusia disebut mu’amalah, yang artinya interaksi antara hamba dengan hamba Allah yang lain. Mu’amalah adalah bagian integral yang tak terpisahkan dari Agama Islam. Sejak diturunkannya wahyu Allah SWT, Islam sudah menetapkan panduan bermu’amalah (berbisnis) yang halal dan thoyyib (baik) secara lengkap. Dengannya dapat membentuk spiritual entrepeneur yang melibatkan kesertaan penuh Sang Maha Pencipta dan Maha Pemberi dalam setiap aktivitas bisnisnya. Menjadikan pakem halal dan haram diposisi nomor wahid (satu). Keberanian menjadikan Tuhan sebagai accounting. Mengaplikasikan cara-cara elegan dalam format spiritual sebagai fondasi manajemen usahanya.

“Orang-orang yang makan mengambil riba (bunga) tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.
(QS. Al-Baqarah (2) :275).

Pembahasan cara sukses berbisnis dengan manusia (mu’amalah) isnya Allah akan dibahas dalam buku yang lain yeng berjudul ”Agar Bisnis Berbuah Harta dan Surga”.

cara Bisnis denganTUHAN peluang Bisnis kiat Bisnis tipsBisnis konsultan Bisnis

Anda ingin kaya Raya dunia Akhirat? Anda ingin Jawabannya? Klik disini ajaa! Oke.

Posting Komentar

 
Top